Sabtu pagi, 14 Juni 2026. Sinar matahari menembus lembut jendela kaca lantai dua Markaz Dakwah Wahdah Islamiyah Kolaka. Di dalam ruangan, suasana terasa hangat dan khidmat. Kursi-kursi telah tertata rapi. Wajah-wajah penuh harap dan bangga tampak di antara para siswa, orang tua, serta dewan guru. Hari itu, SD Islam Terpadu Wihdatul Ummah Kolaka menggelar acara penamatan siswa kelas VI Tahun Pelajaran 2024/2025.
Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh adinda Az Zalfa Aina Mahya Asri dan Shafiyyah yang menggema dengan merdu, menghadirkan ketenangan yang menyentuh relung hati. Suasana semakin khusyuk saat Ust. Irkhas Kasim, S.Kom. memimpin doa—sebuah doa yang menyatukan harapan para orang tua, syukur para guru, dan mimpi besar para siswa yang akan segera melangkah ke jenjang berikutnya.
Setelah itu, Muh. Akbar, S.TP., S.Pd., Kepala SDIT Wihdatul Ummah Kolaka, naik ke podium. Ia menyampaikan rasa harunya melihat wajah-wajah yang dulu datang sebagai anak-anak kecil, kini berdiri sebagai pribadi yang tumbuh, siap menghadapi tantangan baru.
“Hari ini bukan akhir. Ini adalah titik awal. Bawalah akhlak dan iman yang sudah kalian pelajari sebagai bekal menuju masa depan,” tuturnya penuh bangga.
Mengawali sambutan resmi, Ust. Muhammad Abdul Basit, S.Pd., Ketua DPD Wahdah Islamiyah Kolaka, tampil membuka acara secara langsung. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya terhadap kinerja SDIT Wihdatul Ummah Kolaka dalam membina generasi Qur’ani.
“Anak-anak kita bukan hanya lulus secara akademik, tapi juga membawa bekal iman dan adab. Ini yang membedakan. Inilah misi besar pendidikan Islam: mencetak generasi rabbani,” ucapnya dengan semangat.
Beliau juga mengingatkan bahwa keberhasilan pendidikan bukan hanya dinilai dari ijazah, tapi dari seberapa kuat karakter dan keimanan yang tertanam dalam diri anak-anak. Sambutan tersebut sekaligus menjadi tanda resmi dimulainya acara penamatan.
Acara berlanjut dengan sesi pesan dan kesan. Seorang siswi kelas bawah adinda Kesya Aliyah Putri mewakili yang ditinggalkan menyampaikan kata-kata sederhana namun menggetarkan hati. “Kakak-kakak, semoga sukses di sekolah baru. Terima kasih sudah menjadi teladan.”
Kemudian, perwakilan siswa kelas VI Farros Al Mubarak menyampaikan pesan dari yang akan meninggalkan. Suaranya bergetar, “Kami akan pergi, tapi hati kami akan tetap di sini. Di sekolah ini, di antara guru-guru yang mencintai kami.”
Puncak haru pun pecah ketika bapak Bapak Drs. H. Ismail Bella M.Si , mewakili para wali murid, menyampaikan pesan dan kesan.
“Anak kami datang ke sekolah ini dengan langkah kecil dan polos. Hari ini, mereka pergi dengan ilmu, adab, dan iman. Terima kasih wahai para guru, semoga Allah membalas setiap keringat dan kesabaran kalian.”
Di akhir acara, satu per satu siswa menerima kenang-kenangan dan berfoto bersama guru mereka. Tangis, peluk, dan senyum tumpah ruah dalam ruang sederhana yang hari itu dipenuhi cinta dan doa.
Sabtu itu bukan sekadar acara seremonial. Ia adalah kisah. Tentang perpisahan, tentang pendidikan yang penuh makna, dan tentang masa depan yang dimulai dari lantai dua sebuah markaz dakwah di Kolaka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar