YPWI Kolaka

YPWI Kolaka

Senin, 28 April 2025

Siswi SMAS Islam Terpadu Wihdatul Ummah Kolaka Tembus Konferensi Internasional ICoSIA 2025 di UGM

Siswi SMAS Islam Terpadu Wihdatul Ummah Kolaka Tembus Konferensi Internasional ICoSIA 2025 di UGM

Kolaka, 26 April 2025 – Tiga siswi SMA Islam Terpadu Wihdatul Ummah Kolaka membuat sejarah dengan berhasil lolos seleksi untuk mempresentasikan karya ilmiah mereka di International Conference on Smart and Innovative Agriculture (ICoSIA) 2025. Konferensi bergengsi ini akan diselenggarakan pada 30-31 Juli 2025 di Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Ajang ini tidak hanya mengundang peneliti dari berbagai negara, tetapi juga menjadi tempat bertemunya pemikir dan praktisi di bidang pertanian cerdas dan inovasi teknologi yang bertujuan untuk memperkenalkan solusi-solusi baru yang dapat mengubah dunia pertanian secara global.

ICoSIA adalah konferensi internasional yang fokus pada riset dan pengembangan teknologi pertanian modern, yang meliputi berbagai topik, mulai dari teknologi pertanian yang ramah lingkungan hingga solusi inovatif dalam menghadapi tantangan pertanian global. Para peserta konferensi akan berkesempatan untuk mempresentasikan penelitian mereka di hadapan para ilmuwan dan praktisi dari seluruh dunia, serta berdiskusi tentang tren terbaru dalam dunia pertanian pintar dan berkelanjutan.


Karya ilmiah yang diterima berjudul  "Pemanfaatan Limbah Sayur dan Buah Sebagai Adsorben Limbah Nikel (Ni²⁺) di Laut Pomalaa, Kab. Kolaka, Sulawesi Tenggara." Penelitian ini bukan hanya memberikan solusi terhadap pencemaran logam berat di Laut Pomalaa, tetapi juga membuka wawasan tentang bagaimana limbah yang biasanya dianggap sebagai sampah dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang bermanfaat bagi lingkungan. Dalam riset ini, para siswi memanfaatkan limbah sayur dan buah yang sudah tidak terpakai untuk mengatasi masalah pencemaran air laut akibat polutan nikel (Ni²⁺), yang menjadi masalah serius di wilayah tersebut.

Melalui pemanasan limbah sayur dan buah pada suhu lebih dari 300 derajat Celcius dan proses aktivasi menggunakan bahan kimia tertentu, limbah ini diubah menjadi adsorben yang sangat efektif dalam menyaring logam berat seperti nikel dari air laut. Penggunaan bahan yang ramah lingkungan ini menawarkan solusi inovatif yang tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga membantu mendaur ulang limbah yang selama ini terbuang sia-sia. Penelitian ini menunjukkan bagaimana sains dan teknologi dapat memberikan kontribusi nyata dalam menjaga keberlanjutan ekosistem laut, khususnya di Pomalaa yang merupakan daerah pesisir penting di Sulawesi Tenggara.



Tiga siswi yang terlibat dalam riset ini adalah:

  1. Ummul Fariha (Kelas XI) – Ketua Tim dan Presenter

  2. Zahwa Azzahrah (Kelas XII) – Anggota Tim 1

  3. Syahlah Ramadhani Sultan (Kelas XI) – Anggota Tim 2

Guru pembina mereka, Muhammad Fajri Ramadhan, S.Pd., M.Sc., merasa sangat bangga dengan pencapaian luar biasa ini. “Kami semua sangat terkejut dan bersyukur bahwa karya ilmiah mereka diterima di konferensi internasional. Di SMAS IT Wihdatul Ummah Kolaka, kami memang memiliki kelompok belajar sains (Cesium) yang memberikan ruang bagi para siswa yang memiliki minat di bidang sains dan teknologi untuk mengeksplorasi kemampuan mereka. Dengan bimbingan yang tepat, anak-anak ini berhasil menunjukkan potensi mereka di tingkat global,” ujar Fajri, dengan penuh kebanggaan.

Konferensi ICoSIA 2025 akan menjadi kesempatan besar bagi para peneliti muda seperti Ummul, Zahwa, dan Syahlah untuk mempresentasikan riset mereka di hadapan para ahli dan peneliti dari berbagai belahan dunia. Selain itu, konferensi ini juga menyediakan platform bagi peserta untuk berdiskusi tentang topik-topik terkini yang berkaitan dengan pertanian pintar dan solusi inovatif bagi masalah-masalah yang dihadapi sektor pertanian global. Ini menjadi kesempatan yang sangat berharga, terutama untuk membangun jaringan kolaborasi internasional yang dapat mengarah pada proyek-proyek penelitian yang lebih besar dan dampak yang lebih luas.

Selain sebagai ajang berbagi pengetahuan, ICoSIA juga mendorong riset yang memiliki dampak sosial dan lingkungan yang positif. Tema-tema yang diangkat dalam konferensi ini sangat relevan dengan tantangan global saat ini, seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan. Riset yang dilakukan oleh para siswi SMAS IT Wihdatul Ummah Kolaka, dengan fokus pada pengelolaan limbah dan pencemaran laut, memberikan kontribusi langsung terhadap tujuan-tujuan tersebut, serta menunjukkan bagaimana inovasi lokal dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan.

Dengan pencapaian ini, diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi bagi siswa lainnya di Sulawesi Tenggara dan seluruh Indonesia untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam riset ilmiah yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Riset-riset yang melibatkan pemecahan masalah lingkungan, seperti yang dilakukan oleh ketiga siswi ini, sangat penting untuk menciptakan solusi yang dapat bertahan dalam jangka panjang dan melibatkan partisipasi aktif dari berbagai pihak.


Narasumber: Muhammad Fajri Ramadhan, S.Pd., M.Sc.
Editor: Muhammad Raflee R

Sabtu, 26 April 2025

 Tiga Siswa SMP Islam Terpadu Wihdatul Ummah Kolaka Lolos ke Festival Sains Nasional 2025, Wakili Sulawesi Tenggara!

Tiga Siswa SMP Islam Terpadu Wihdatul Ummah Kolaka Lolos ke Festival Sains Nasional 2025, Wakili Sulawesi Tenggara!

Kolaka, 26 April 2025 – Tiga siswa dari SMP Islam Terpadu Wihdatul Ummah Kolaka berhasil meraih prestasi luar biasa dengan lolos untuk mewakili Sulawesi Tenggara dalam ajang Festival Sains Nasional (FSN) 2025 yang diselenggarakan di Gumilang Regency Hotel, Bandung. Keberhasilan ini menambah catatan kebanggaan bagi sekolah dan daerah, mengingat persaingan ketat yang harus dilalui.

Ketiga siswa yang lolos ke festival bergengsi ini adalah Raihan Arrahman (Matematika), Rafi’i Alfarisqi (Bahasa Inggris), dan A. Danesha L. Saffanah (Bahasa Inggris).

A. Danesha L. Saffanah (Bahasa Inggris).



Rafi’i Alfarisqi (Bahasa Inggris)


Raihan Arrahman (Matematika)

Festival Sains Nasional 2025 diikuti oleh siswa-siswi terbaik dari seluruh Indonesia, yang berlomba dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan dan teknologi. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat para pelajar di bidang sains, serta menjadi ajang pembuktian kemampuan akademik mereka.

Semangat juang dan dedikasi para siswa SMP Islam Terpadu Wihdatul Ummah Kolaka menjadi contoh inspiratif bagi seluruh siswa di Sulawesi Tenggara. Keberhasilan ini juga tidak terlepas dari dukungan penuh dari guru dan pihak sekolah yang senantiasa memberikan motivasi dan fasilitas terbaik bagi para siswa.

Dengan lolosnya tiga siswa ini, diharapkan dapat memotivasi lebih banyak siswa di Sulawesi Tenggara untuk mengikuti jejak mereka, serta berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ilmiah yang dapat mengasah potensi mereka di masa depan. Semoga prestasi ini dapat menginspirasi para pelajar lain untuk terus berusaha dan mencapai yang terbaik.

Barakallahufiikum kepada Raihan, Rafi’i, dan Danesha! Semoga sukses di ajang Festival Sains Nasional 2025!


Rabu, 23 April 2025

 Peran Sentral Orang Tua dan Guru dalam Membangun Pendidikan Anak yang Berkualitas

Peran Sentral Orang Tua dan Guru dalam Membangun Pendidikan Anak yang Berkualitas

Pendidikan merupakan fondasi utama dalam membentuk karakter dan masa depan seorang anak. Dalam proses pendidikan anak, terdapat dua pihak yang memiliki peran sangat penting, yakni orang tua dan guru. Keduanya tidak hanya bertanggung jawab dalam memberikan ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam membangun hubungan emosional yang sehat dengan anak. Tanpa dukungan emosional yang kuat, anak-anak akan kesulitan menghadapi tantangan dalam proses belajar mereka.



Orang tua sebagai pendidik pertama di rumah memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan anak. Mereka adalah contoh pertama dalam mengajarkan nilai-nilai kehidupan, disiplin, dan tanggung jawab. Sebagai pendamping utama, orang tua juga perlu memperhatikan bagaimana cara mereka berinteraksi dengan anak dalam konteks pendidikan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh pakar pendidikan, James Comer, menyebutkan bahwa “Anak-anak belajar lebih baik ketika orang tua dan guru bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung dan penuh kasih sayang.” Komunikasi yang terbuka dan kerja sama yang erat antara orang tua dan guru akan menciptakan atmosfer yang penuh rasa aman bagi anak, yang pada gilirannya akan meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangan emosional mereka.

Guru, di sisi lain, memainkan peran yang tidak kalah penting. Sebagai pendidik di sekolah, guru tidak hanya memberikan materi pelajaran, tetapi juga menjadi fasilitator dalam proses pembentukan karakter. Guru yang dapat menciptakan hubungan yang dekat dan empatik dengan siswa, akan lebih mudah dalam membimbing siswa untuk memahami materi pelajaran sekaligus memperhatikan kebutuhan emosional mereka. Keberhasilan seorang anak dalam pendidikan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan akademisnya, tetapi juga oleh kemampuan mereka dalam mengelola perasaan dan interaksi sosial, yang sangat dipengaruhi oleh cara guru memperlakukan mereka.


Peran orang tua dan guru yang saling bersinergi ini sangat penting dalam menciptakan pendidikan yang holistik. Anak yang merasa dicintai, dihargai, dan dipahami baik di rumah maupun di sekolah akan merasa lebih termotivasi untuk belajar. Sebaliknya, jika ada ketidakcocokan antara cara orang tua mendidik dengan cara guru mengajar, anak bisa merasa bingung dan tertekan. Oleh karena itu, peran komunikasi antara orang tua dan guru menjadi kunci utama dalam mendukung perkembangan anak.

Dalam setiap langkahnya, baik orang tua maupun guru perlu memahami bahwa mereka bukan hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga mengajarkan cara hidup. Hubungan emosional yang terbentuk antara mereka dan anak sangat berpengaruh pada perkembangan sikap dan perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari. Dengan memperhatikan perasaan dan kebutuhan anak, orang tua dan guru bersama-sama dapat menciptakan lingkungan yang penuh rasa percaya diri dan rasa hormat, yang sangat diperlukan untuk kesuksesan pendidikan anak.

Sebagai penutup, kita harus ingat bahwa pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi juga tanggung jawab bersama antara orang tua dan guru. Kedua pihak ini harus terus menjaga hubungan yang erat, saling mendukung, dan bekerja sama dalam menciptakan atmosfer yang positif untuk anak. Melalui komunikasi yang baik, baik orang tua maupun guru dapat memberikan kontribusi yang sangat besar dalam mewujudkan masa depan anak-anak yang cerah dan penuh harapan.

The article idea by : Infokom Yayasan


Kamis, 17 April 2025

Anak-anak Belajar dari Ramadan: Bahwa Bahagia Itu Ketika Bisa Membahagiakan

Anak-anak Belajar dari Ramadan: Bahwa Bahagia Itu Ketika Bisa Membahagiakan

Ramadan 1446 H telah berlalu, namun kisah-kisah kebaikan yang tumbuh selama bulan suci itu masih meninggalkan kehangatan. Salah satu yang paling membekas adalah kegiatan Tebar Sembako Nusantara yang dilaksanakan oleh Yayasan Pendidikan Wahdah Islamiyah Kolaka (YPWI kolaka), bekerja sama dengan Wahdah Inspirasi Zakat (WIZ) serta Panitia Amaliyah Ramadan (PAR) Wahdah Islamiyah Kolaka.


Kegiatan ini melibatkan seluruh satuan pendidikan di bawah naungan YPWI kolaka — dari TK, SD, SMP hingga SMA — yang bersama-sama bergerak menyalurkan bantuan sembako kepada masyarakat sekitar. Hasilnya, sebanyak 78 paket sembako berhasil disalurkan dengan penuh ketulusan dan semangat kebersamaan.

Selama bulan Ramadan, suasana di lingkungan sekolah pun terasa berbeda. Anak-anak TK tampak sibuk membantu menghias kemasan, para siswa SD hingga SMA turut dalam proses pengumpulan, pengepakan, hingga distribusi bantuan. Semua terlibat, semua belajar.

“Program ini bukan hanya tentang memberi, tetapi juga tentang mendidik. Kami ingin anak-anak merasakan langsung indahnya berbagi,” ungkap salah satu guru koordinator.




Bersama Panitia Amaliyah Ramadan Wahdah Islamiyah Kolaka dan tim dari WIZ, penyaluran bantuan menjadi lebih terstruktur dan menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Kolaborasi ini menjadi bentuk nyata sinergi antara lembaga pendidikan dan lembaga dakwah dalam mewujudkan kepedulian sosial yang berkelanjutan.

Kini, meskipun Ramadan telah usai, nilai-nilai yang tertanam dari kegiatan ini tetap hidup. Tebar Sembako Nusantara telah mengajarkan bahwa berbagi bukan soal seberapa banyak yang kita punya, tapi seberapa besar niat kita untuk peduli.

Semoga semangat kebaikan ini terus menyala, dari Ramadan ke Ramadan, dari ruang kelas ke tengah masyarakat.


Narasumber : Muh. Raflee R (Infokom Yayasan)
Editor : Muh. Raflee R

Rabu, 16 April 2025

PERAN GURU DI TENGAH GEMPURAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)

PERAN GURU DI TENGAH GEMPURAN ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)

Di era digital saat ini, kecerdasan buatan (AI) telah berkembang pesat dan mulai merambah hampir semua sektor kehidupan, termasuk pendidikan. Teknologi ini mampu memberikan berbagai solusi untuk mempermudah proses belajar mengajar, mulai dari aplikasi pembelajaran berbasis AI hingga platform yang dapat memberikan umpan balik langsung kepada siswa. Namun, meskipun teknologi ini berkembang pesat, satu hal yang tetap tidak dapat digantikan adalah peran seorang guru. 


AI kini hadir di hampir setiap aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Dengan adanya teknologi ini, kita bisa menemukan berbagai macam aplikasi yang dapat membantu siswa dalam belajar, seperti platform pembelajaran online, alat bantu belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, hingga teknologi yang bisa mengoreksi pekerjaan rumah secara otomatis. Misalnya, aplikasi seperti chatbots yang bisa menjawab pertanyaan siswa atau bahkan platform pendidikan yang menawarkan tes otomatis.

Kemajuan AI memungkinkan materi pelajaran disampaikan dengan cara yang lebih interaktif dan dapat disesuaikan dengan kemampuan masing-masing siswa. Bahkan, AI mampu memberikan analisis data yang dapat membantu dalam merancang program pembelajaran yang lebih efektif. Namun, meskipun teknologi ini bisa sangat berguna, ada satu aspek yang tidak dapat digantikan oleh AI, yaitu interaksi manusia yang terjadi antara guru dan siswa.

Peran seorang guru lebih dari sekadar menyampaikan materi pelajaran. Guru adalah sosok yang tidak hanya berperan dalam mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai pembimbing, motivator, dan teladan bagi siswa. Salah satu aspek yang tidak dapat dilakukan oleh AI adalah membangun hubungan emosional dengan siswa. Hubungan ini sangat penting, karena selain ilmu pengetahuan, pendidikan juga melibatkan aspek sosial dan emosional yang sangat kompleks.

Guru adalah figur yang memberikan kasih sayang dan perhatian, serta memahami kebutuhan dan perasaan siswa. Di sekolah, guru seringkali menjadi tempat bagi siswa untuk berbicara tentang masalah pribadi mereka atau mendapatkan dukungan moral. AI, meskipun dapat memberikan jawaban otomatis, tidak mampu menyediakan bentuk perhatian emosional yang hanya bisa diberikan oleh seorang guru.




Selain itu, pendidikan tidak hanya tentang pengetahuan akademis, tetapi juga tentang adab dan akhlak. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai moral dan etika kepada siswa. Pendidikan karakter ini sering kali lebih efektif ketika diberikan secara langsung oleh guru yang menjadi teladan dalam perilaku sehari-hari. Siswa tidak hanya belajar tentang apa yang benar secara akademis, tetapi juga bagaimana cara berperilaku dengan baik, menghormati orang lain, dan bertanggung jawab. Nilai-nilai ini tidak dapat diajarkan secara efektif oleh mesin, melainkan oleh seseorang yang bisa menunjukkan contoh hidup yang nyata, yaitu guru.

Dalam menghadapi perkembangan AI, guru tidak perlu merasa terancam atau cemas. Sebaliknya, guru harus melihat AI sebagai alat yang dapat memperkaya proses pembelajaran. Dengan menggunakan teknologi ini, guru bisa lebih fokus pada aspek-aspek pembelajaran yang membutuhkan perhatian lebih, seperti mengembangkan kreativitas, membimbing siswa dalam penyelesaian masalah, dan memberikan dukungan emosional.

Guru juga perlu terus meningkatkan keterampilan mereka agar dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak. Alih-alih berfokus pada kekhawatiran akan digantikan oleh teknologi, guru sebaiknya melihat AI sebagai sarana untuk meningkatkan kinerja mereka. Guru bisa menggunakan AI untuk memberikan materi pelajaran yang lebih menarik dan personal, tetapi tetap memegang kendali dalam hal interaksi langsung dengan siswa, serta memberikan nasihat dan bimbingan.

Sebagaimana dikatakan oleh Dr. Kai-Fu Lee, seorang ahli kecerdasan buatan dan penulis buku AI Superpowers, "AI adalah alat yang luar biasa untuk mendukung pekerjaan manusia, tetapi tidak bisa menggantikan peran manusia dalam hal empati, kreativitas, dan nilai-nilai sosial." Pernyataan ini menegaskan bahwa meskipun AI dapat membantu dalam aspek-aspek tertentu dalam pendidikan, peran seorang guru yang menyentuh sisi emosional dan karakter siswa tetap tidak tergantikan oleh teknologi. Sumber: Lee, K. (2018). AI Superpowers: China, Silicon Valley, and the New World Order Houghton Mifflin Harcourt.

Kai-Fu Lee (Hanzi tradisional李開復Hanzi sederhana李开复Pinyin Kāifù; lahir 3 Desember 1961) adalah seorang ilmuwan komputer, pengusaha, dan penulis Amerika Serikat kelahiran Taiwan. Ia sekarang berbasis di BeijingTiongkok.(Wikipedia)

Meskipun AI menawarkan berbagai keuntungan dalam dunia pendidikan, seperti efisiensi dan kemampuan untuk menyediakan pembelajaran yang lebih personal, teknologi ini tetap tidak bisa menggantikan peran seorang guru. Peran guru yang kompleks, yang melibatkan aspek pengetahuan, emosional, dan karakter, adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan oleh mesin. Oleh karena itu, meskipun kita hidup di era digital yang penuh dengan inovasi teknologi, peran guru tetaplah tak tergantikan, karena seorang guru adalah pembimbing dan teladan yang memberikan nilai lebih bagi siswa dalam kehidupan mereka.


The article idea by : Infokom Yayasan